JAMBI-Anggota Komisi XI DPR RI Junaidi Auly menyampaikan dalam kunjungan kerja Komisi XI di Provinsi Jambi bahwa Pada triwulan II 2022, inflasi Provinsi Jambi tercatat 7,01% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dan inflasi nasional yang masing-masing tercatat sebesar 2,83% (yoy) dan 4,35% (yoy), Sabtu (9/9/2022).
“Laju inflasi Provinsi Jambi tersebut merupakan komposit dari inflasi di Kota Jambi dan Kabupaten Bungo pada triwulan II 2022 yang masing-masing tercatat sebesar 6,94% (yoy) dan 7,63% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi tersebut terutama didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau,” kata Junaidi.
Junaidi menjelaskan implementasi pengendalian inflasi di pelbagai daerah penting melakukan kombinasi antara kebijakan moneter yang bersifat skala nasional dengan kebijakan yang sifatnya non-moneter misalnya terkait kebutuhan kordinasi dengan Pemerintah Daerah.
Almunus Institut Pertanian Bogor ini mengungkapkan pengendalian inflasi diharapkan tidak hanya dilaksanakan secara parsial, maksudnya hanya terfokus pada komoditas yang dianggap berkontribusi besar terhadap inflasi, melainkan penting juga melihat kelompok komoditas secara simultan sehingga pengendalian bisa lebih komprehensif.
Lanjut Junaidi, suatu komoditas biasanya memilik sifat keterkaitan dengan harga kelompok komoditas pembentuk inflasi yang memiliki kontribusi pada peningkatan inflasi di kelompok komoditas lainnya.
“Sebagai alternatif, penting dilakukan pengendalian inflasi daerah terutama dalam pengendalian harga kelompok bahan makanan melalui policy yang sifatnya struktural, karena hal ini berkaitan dengan upaya mendorong terjadinya perbaikan dalam pola distribusi pasokan serta dukungan infrastruktur dalam rangka distribusi barang,” tutup Junaidi.
(Zakaria/Raja Paluta)
Komentar