Probolinggo sinaralampos.net-Dalam rangka menjaga stabilitas harga pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo bersama Satgas Pangan Polres Probolinggo dan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Semampir Kecamatan Kraksaan, Rabu (7/9/2022) pagi.
Kegiatan yang dipimpin oleh Kepala DKUPP Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto ini dihadiri perwakilan dari Satgas Pangan Polres Probolinggo, Kasi Intel Kejaksaan Negeri Kabupaten Probolinggo Irfano Rukmana Rachim, Kabag Perekonomian dan SDA Susilo Isnadi, perwakilan Dinas Pertanian, Forkopimka Kraksaan serta Kepala Pasar Semampir Joeli.
Sidak harga ini diawali dengan mendatangi toko sembako Hasbullah. Disini hanya beras premium yang mengalami kenaikan sebesar Rp 1000 menjadi Rp 11.000 per kg dari sehari sebelumnya Rp 10.000 per kg. Sementara yang lain tidak ada perubahan harga seperti beras medium Rp 9.000 per kg, jagung pipilan Rp 7.000 per kg, gula pasir Rp 12.500 per kg, minyak goreng curah Rp 12.500 per kg dan telur ayam Rp 28.000 per kg.
Selanjutnya tim bergerak ke pedagang Mustofa yang menjual rempah-rempah. Berdasarkan pantauan, hanya cabe merah besar dan cabe rawit yang harganya turun dari sehari sebelumnya Rp 50 .000 per kg menjadi Rp 45.000 per kg. Sementara yang lain tidak ada perubahan harga seperti bawang putih Rp 18.000 per kg dan bawang merah Rp 28.000 per kg.
Tim kemudian memantau harga daging sapi di kios H. Martuju. Dari hasil pantauan tersebut, harga daging sapi tidak ada perubahan dari sehari sebelumnya sebesar Rp 110.000 per kg. Namun untuk daging ayam di kios Rabiatus Soimah harganya naik sebesar Rp 3.000 dari Rp 35.000 per kg menjadi Rp 38.000 per kg.
Kepala DKUPP Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto mengatakan sidak harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Semampir ini dilakukan dalam rangka untuk menjaga stabilitas harga pasca kenaikan harga BBM bersubsidi.
“Saat ini kita turun bersama-sama antara Pemerintah Kabupaten Probolinggo dengan Satgas Pangan Polres Probolinggo dan Kejaksaan Negeri Kabupaten Probolinggo untuk memantau perkembangan harga bahan kebutuhan pokok dari sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM,” katanya.
Dari hasil pemantauan tersebut jelas Anung, kenaikan harga BBM masih belum berdampak secara signifikan terhadap harga bahan kebutuhan pokok. Hanya daging ayam yang mengalami kenaikan harga. Sementara cabe merah besar dan cabe rawit mengalami penurunan harga. “Untuk yang lain seperti gula pasir, minyak goreng dan lain sebagainya ketersediaannya tercukupi. Jumlah yang ada Insya Allah bisa mencukupi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Ke depan Anung menegaskan akan terus memantau dan memonitoring perkembangan harga kebutuhan bahan pokok pasca kenaikan harga BBM bersubsidi. “Mudah-mudahan meskipun ada kenaikan harga, masyarakat masih mampu untuk membelinya. Jadi tidak terlalu banyak berdampak kepada masyarakat,” tegasnya.
Sementara Kabag Perekonomian dan SDA Setda Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi menyampaikan kenaikan harga BBM ini yang sangat langsung terdampak itu di arus distribusi. Sebab itu otomatis akan berpengaruh terhadap laju inflasi atau kenaikan inflasi. Untuk Kabupaten Probolinggo itu angka inflasi masih normal pada kisaran 3,94 persen.
“Kita khawatirkan kalau sudah lebih dari 4 persen itu sudah diluar ring angka inflasi. Karena angka inflasi itu dipatok angka 3 plus minus 1. Jadi antara 2 sampai 4 itu normal. Kalau sudah di 4 lebih itu bisa dikatakan harus kita waspada. Sebab kita tidak bisa mempengaruhi inflasi, hanya bisa mengendalikan,” ujarnya.
Susilo menerangkan kunci inflasi ada 4 (empat) meliputi keterjangkauan harga, ketersediaan, arus distribusi dan komunikasi. Untuk keterjangkauan harga, sementara masyarakat masih terjangkau. Sementara untuk ketersediaan, stok ada dan tidak ada masalah baik BBM, LPG, bahan pokok penting yang mencakup 11 komoditi.
“Untuk arus distribusi ini yang harus diwaspadai. Utamanya dari pabrikan sampai kesini itu dengan adanya BBM naik, tentu akan meningkatkan harga. Termasuk juga komunikasi. Kita komunikasi dengan pedagang, masyarakat maupun media yang nanti akan diketahui oleh masyarakat luas,” jelasnya.
Untuk di Kabupaten Probolinggo jelas Susilo termasuk kondusif. Sebab komunikasi sudah terbangun dengan bagus. Berbeda dengan daerah lain yang ada gejolak mulai dari demo mahasiswa, demo masyarakat maupun sabotase. Oleh karenanya, kondisi yang sudah kondusif ini harus dipertahankan.
“Kita prediksi dampak kenaikan BBM untuk sehari atau dua hari belum terasa karena stok yang ada ini adalah stok lama. Tetapi kalau dua minggu ke depan bisa jadi akan terjadi kenaikan harga. Makanya tetap kita pertahankan angka inflasi jangan sampai lebih dari 4. Makanya gencar sekali pengendalian inflasi itu dengan adanya TPID yang harus diefektifkan dan diefisienkan,” pungkasnya.
pewarta Fahrul
Komentar